Sabtu, 03 April 2010

Kebangkitan Kristus


DAMPAK KEBANGKITAN KRISTUS

Yesus bangkit membuktikan kemahakuasaan Allah. Kebangkitannya membawa trasformasi bagi kehidupan manusia. Kisah Para Rasul dan kitab-kitab sejarah pada abad-abad awal mencatat bahwa segera setelah kebangkitan Yesus, terjadi ledakan pekabaran Injil yang sangat fenomenal di Yudea dan meluas ke mana-mana.

Sejarawan abad pertama, Josephus, sekitar tahun 60-an, menulis tentang Yesus yang mati disalibkan dan bangkit pada hari ketiga.
“Sama seperti waktu ini, Yesus adalah seorang bijak, yang secara hukum bisa disebut orang. Karena Ia melakukan mukjizat-mukjizat, guru semacam itulah yang menerima kebenaran. Ia mengumpulkan banyak pengikut orang Yahudi dan kafir. Ia adalah Kristus. Ketika Pilatus, atas usul pemimpin Yahudi, menghukum-Nya untuk disalib, mereka yang mencintai-Nya tidak meninggalkan-Nya karena Ia menampakkan diri dalam keadaan hidup tiga hari kemudian, seperti yang dinubuatkan banyak nabi dan sepuluh ribu kejadian ajaib mengenai-Nya. Adapun suku Kristen, yang dinamakan dari nama-Nya, suku itu tidak lenyap sampai sekarang.” (Antiquities, XVIII, 3, 3).
Banyak pihak yang meragukan dan bahkan tidak percaya akan Kebangkitannya, namun
Kenyataannya bahwa kebangkitan Kristus sudah membawa dampak yang fenomental,
yaitu di sekitar aktivitas Kristen pada abad pertama.Terjadi perubahan hidup yang luar biasa dalam diri para murid.
Hal itu hanya mungkin terjadi kalau ada pendorong yang kuat, yaitu Yesus telah bangkit dan berkuasa mengubah hidup. Misalnya, Rasul Petrus yang semula ketakutan menghadapi orang-orang yang bertanya kepadanya sehingga ia menyangkali Yesus sampai tiga kali, berubah menjadi berani berbicara lantang di depan Mahkamah Agama (Kis.4). Rasul Paulus yang membunuh Stefanus (Kis.7:54–8:1a) berubah menjadi rasul kebangkitan (1Kor.15).

Terjadi ledakan pekabaran Injil yang luar biasa ke mana-mana, dan Pekabaran Injil para murid itu terfokus pada kesaksian kebangkitan Kristus (Kis.1:21–22;4:2,33;17:18,32;23:6; 24:15,21).
Ketika Yesus disalibkan, para murid ketakutan dan menutup diri di rumah. Namun, kebangkitan Yesus itu mengubah mereka menjadi berani dan tampil bersaksi, termasuk berbicara di Mahkamah Agama, seperti yang dilakukan oleh Petrus (Kis.4).

Para rasul rela mati bagi kesaksian kebangkitan itu.
Misalnya, ketika Polycarpus, murid Yohanes, menolak menyangkali Kristus dan menyembah kaisar, ia diikat di tiang kayu di atas pembakaran. Namun, ia berkata, “Selama 86 tahun Ia tidak pernah mengecewakan aku, bagaimana mungkin sekarang aku mengecewakan Dia!” Kematian Yesus tidak akan menghasilkan para martir, tetapi kebangkitan-Nya menghasilkan para martir yang rela berkorban tanpa melawan.

Kalau Yesus tidak bangkit maka sia sialah imanmu, dan sia sia pengorbanan dan ibadahmu.
Oleh karena Kristus sudah Bangkit, maka tidak ada yang mustahil bagi Dia.
Sudahkan anda memiliki Iman Kebangkitan? Bangkitlah bersama Kristus. Maka hidupmu akan menjadi dampak bagi orang lain.

Selamat Hari Paskah karena Ia sudah Bangkit!