Senin, 22 Maret 2010

Alkitab peta kehidupan


Alkitab adalah peta kehidupan manusia.

Apakah Alkitab itu?
Alkitab adalah tulisan yang diilhamkan oleh Allah, disebut juga kitab suci.
Maka berpeganglah pada Kitab Suci, agar terang jalan hidupmu.
Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis. ( II Tesalonika: 2:15)
Alkitab tidak boleh di tafsirkan menurut kehendak manusia.
Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah. (II Petrus 1:20-21 )
Yesus Kristus adalah penggenapan seluruh isi Alkitab
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. (Yohanes 1:1-3 )
Alkitab menceritakan Yesus dan para Nabi.
Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." (Lukas: 24:27,44)

Fungsi Alkitab
Tuhan memberikan Firman-Nya kepada kita agar kita bisa mengetahui kebenaran sehingga kita mempunyai pegangan dalam hidup, kuat dalam menghadapi tantangan dan tekanan hidup. tidak mudah terombang-ambing oleh ajaran dan konsep yang ditawarkan dunia.
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. (II Timotius: 3:16 )
Dalam mempelajari Alkitab haruslah dengan tekun dan konsisten.
Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. (I Timotius: 4:13 )
Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci. (Roma: 15:4 )

Otoritas Alkitab
Sebagai Firman Tuhan, maka Tuhan sendiri yang akan menggenapi segala yang tertulis dalam Alkitab, jadi Alkitab 100% benar dan pasti tergenapi !!!
Jadi, Alkitab adalah Pegangan Hidup kita dalam mengarungi kehidupan
Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya? (Bilangan: 23:19 )
Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. (Matius: 5:18 )

Perjanjian Lama
Diberikan kepada manusia, khususnya bangsa Israel
Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, (Ibrani 1:1)

Perjanjian Baru
Diberikan kepada semua manusia melalui penggenapan oleh Anak-Nya yaitu Yesus Kristus.
Maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. (Ibrani 1:2 )
Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab suci, (Roma: 1:2 )

Pengenalan Alkitab
Tuhan menghendaki kita mengenal Firman-Nya yang tertulis dalam Alkitab agar kita lebih mengenal Bapa secara pribadi sehingga lebih taat kepada-Nya.
Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah! (Matius: 22:29 )
Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.
(Hosea: 4:6)

Beberapa cara untuk lebih mengenal Alkitab:
1. Membiasakan diri untuk membaca Alkitab setiap hari meskipun hanya beberapa ayat, berdoa dan meminta bimbingan Roh Kudus terlebih dahulu sebelum mulai
2. Mendengarkan pengajaran Alkitab melalui media seperti televisi, radio, buku, majalah, internet, dll.
3. Mengikuti pengajaran "Pendalaman Alkitab" yang diadakan oleh gereja.
4. Sharing dengan rekan se-iman secara langsung dalam persekutuan (KKA ).
5. Bagi yang lebih serius bisa mengikuti Sekolah Teologia AT-APT.

Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. (Lukas 24:45)

Senin, 15 Maret 2010

Kenyang Tenang Aman (K-T-A).


KTA (Kenyang, Tenang, Aman)
Sudah menjadi kebiasaan dalam Gereja kita sejak kecil diterapkan suatu pola pikir Allah kita adalah Allah yang menyediakan "El-Shaddai". Allah kita Maha Pengasih dan Penyayang, Orang-tua kita-pun berusaha semaksimal mungkin memberikan kenyamanan kepada anak-anaknya dalam kebutuhan sehari-hari, pendidikan yang baik, dan sebagainya.
Prinsip KTA (Kenyang, Tenang, Aman) diatas tidak ada salahnya memang, disamping itu semua orang-tua berusaha menyajikan yang terbaik untuk anak-anaknya, apalagi Tuhan. Tetapi semuanya itu mempunyai potensi besar meninabobokan, kenyamanan membius kemudian anak-anak kita menjadi tidak tanggap dan peduli terhadap apa yang sedang terjadi di lingkungan kita. Apabila terbiasa dengan kenyamanan ini berakibat kurang kreatifitas dan daya juang menghadapi situasi dan tantangan.
Alkitab sudah sejak semula memperingatkan kita sebagai umat Allah bahwa kita ini tinggal di tengah-tengah serigala yang sewaktu-waktu menerkam kita (Matius 10:16) dan iblis mengililing berjaga seperti singa yang mengaum ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Oleh karena itulah hai para pemuda dan remaja jangalah tidur dalam comfort zone, bangkit kalau tidak saudara akan tersingkir “TO LEAD OR BE DELETED!”
Kita diperhadapkan masuk ke tengah-tengah kawanan serigala (dunia yang jahat) dan tetap pada identitas kita yang tulus bagai merpati. Tuhan Yesus tidak menginginkan kita menjadi serupa dengan dunia, melainkan memerintahkan kita untuk menjadi "terang" agar orang melihat terangmu dan memuliakan Allah.(Mat 5:16)
Cerdik seperti ular, Ular mempunyai tubuh yang elastis, kitapun harus flexible bisa masuk ke bermacam-macam komunitas untuk menjadi saksiNya. Di Indonesia ini kita adalah kaum minoritas, maka kita harus pandai-pandai menyesuaikan diri dalam iklim tersebut. Maka orang-orang Kristen harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati, berarti orang-orang Kristen dalam menjalani kehidupan di dunia yang jahat ini harus pandai menghindari bahaya tanpa merugikan orang lain , dan tulus tanpa menjadi bodoh.
"kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri" dst..(1 Petrus 2:9).
Zona Nyaman yang kita nikmati selama ini hendaknya tidak melenakan dan melemahkan kita dengan mengabaikan auman serigala-serigala yang sewaktu-waktu siap menerkam kita.

Rabu, 10 Maret 2010

Kegiatan Sekolah Minggu



Puji Tuhan dalam waktu 3 bulan mulai dari Januari 2010, GSJA Jembatan V membuka ibadah sekolah minggu sudah ada 9 anak yang setia mengikuti ibadah ini.
Ibadah sekolah minggu melakukan kegiatan dengan system multi media dengan bahasa pengantar Indonesia - Inggris.
Doakan dan ajak anak anak saudara untuk bertumbuh bersama. Tuhan memberkati.

Senin, 08 Maret 2010

Suasana Ibadah Umum



Suasana Ibadah Umum yang penuh kasih, mendatangkan berkat Allah atas semua jemaat.
Melalui pemberitaan Firman Tuhan , jemaat termotivasi untuk hidup benar dan kudus
sesuai dengan Firman Tuhan.
Inilah salah satu kekuatan kami dalam membimbing dan mengarahkan jemaat untuk hidup sesuai dengan renana Allah.

Kamis, 25 Februari 2010

Saling mengasihi


Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. Yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikianlah pula kamu harus saling mengasihi. ( Galatia 6:2 – Yohanes 13:34 )

Minggu, 21 Februari 2010

7 Mentalitas Profesional


7 Mentalitas Profesional

Kini adalah zaman profesional. Abad 21 dicirikan oleh globalisasi yang serba kompetitif dengan perubahan yang terus berlomba.
Sebuah kisah kehidupan Harimau dan Rusa dalam Perlombaan Saat Matahari Terbit.
Setiap pagi di Afrika, seekor rusa bangun. Ia tahu bahwa ia harus berlari lebih cepat daripada singa tercepat. Jika tidak, ia akan terbunuh.
Setiap pagi seekor singa bangun, ia tahu bahwa ia harus berlari cepat daripada rusa terlamban. Jika tidak, ia akan kelaparan. Tidak penting apakah Anda sang rusa atau sang singa, saat matahari terbit, Anda sebaiknya mulai berlari.
Tidak terbayangkan lagi ada organisasi yang bisa bertahan tanpa profesionalisme.
Mari membangun mentalitas profesional.

1. Mentalitas Mutu
Efesus 1: 3 , 21
Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga , jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang.
Seorang pengerja sudah seharusnya dan selayaknya menampilkan kinerja terbaik yang mungkin bisa dilakukan dan berusaha agar berada di tingkat terbaik. ( Cutting edge ) di bidang yang dipercayakan Tuhan.
Profesionalisme tidak identik dengan pendidikan tinggi. Yang utama adalah sikap dasar atau mentalitas. Maka seorang penyanyi di daerah terpencil misalnya, meskipun tidak lulus SMP, namun sanggup bernyanyi dengan segenap hati sampai dihasilkan suatu suara terbaik, sebenarnya adalah seorang profesional. Seorang guru SD di desa Papua yang mengajar dengan segenap dedikasi demi kecerdasan murid-muridnya adalah seorang profesional.
Jadi mentalitas mutu adalah seorang profesional yang memiliki standar kerjanya yang tinggi dan berorientasikan pada kemuliaan Tuhan.

2. Mentalitas Kasih
Roma 13:8
Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.

Seorang pengerja selalu dimotivasi oleh keinginan mulia berbuat baik. Istilah baik di sini berarti berguna bagi pekerjaan Tuhan. Aspek ini melengkapi pengertian baik dalam mentalitas pertama, yaitu mutu. Baik dalam mentalitas kedua ini berarti goodness yang dipersembahkan bagi kesejahteraan masyarakat.
Mutu kerja seorang profesional tinggi secara teknis, tetapi juga harus tinggi nilai Kasihnya.
Apapun yang dikerjakan bukan hanya dengan keahlian dan kemampuan terbaiknya, juga harus dengan ketulusan dan kejujuran seperti yang tertulis dalam Alkitab.

3. Mentalitas Melayani
1 Petrus 4:10
Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.
Pengerja Tuhan tidak bekerja untuk tugas yang dipercayakan saja, apalagi hanya untuk kepuasan diri sendiri saja tanpa peduli pada sekitarnya.
Hakekat melayani, adalah kesadaran untuk melayani, menolong , bekerja sama dengan orang lain.
Dalam melakukan pekerjaannya, seorang profesional yang memiliki mentalitas melayani maka dia akan melakukan tugasnya dengan jujur, tulus dan berintegritas.

4. Mentalitas Pembelajar
Matius 11:29 - 1 Koristus 4:6
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: "Jangan melampaui yang ada tertulis", supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain.

Seseorang yang ingin maju, harus mau dan berani untuk belajar, seorang olah ragawan, sebelum bertanding tentu dilakukan persiapan dan belajar yang cukup, baru bisa ada kesempatan nntuk meraih piala.
Begitu juga di bidang lain, seorang pekerja profesional adalah dia yang telah mendapat pendidikan dan pelatihan khusus di bidang profesinya.
Jadi mentalitas pembelajar adalah keinginan belajar untuk terus bertumbuh dan mempertajam kemampuannya.

5. Mentalitas Pengabdian
I Petrus 5:2
Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.

Seorang pengerja memilih dengan sadar satu bidang pelayanan yang akan dilayaninya sebagai pelayanan. Pilihannya ini biasanya terkait erat dengan ketertarikannya pada bidang itu, bahkan ada semacam rasa keterpanggilan untuk mengabdi di bidang tersebut. Mula-mula, pilihan itu dipengaruhi oleh bakat dan kemampuannya yang digunakannya sebagai dasar melayani.
Pengabdian yang bermula pada dasar pelayanan akan bertumbuh kembang seperti sebuah hubungan cinta antara sang pekerja dengan pekerjaannya.
Hubungan ini mirip dengan hubungan jejaka-gadis yang jatuh cinta. Semakin mereka mengenal, rasa cinta makin kental, dan akhirnya mengokohkan hubungan itu secara marital. Demikian juga seorang profesional, semakin ia menekuni profesinya semakin timbul rasa cinta. Dan bila hatinya sudah mantap betul maka ia memutuskan untuk hanya menekuni bidang itu sampai tuntas dan menyatu padu dalam sebuah ikatan cinta yang kekal. Demikianlah, seorang profesional mengabdi sepenuh cinta pada profesi yang dipilihnya.


6. Mentalitas Kreatif
Efesus 1:17
Dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.

Rasul Paulus mengatakan seorang olahragawan baru bisa meraih piala kemenangan apabila mau berlatih dan memenuhi aturan aturan yang ditetapkan. Untuk meraih kemenangan tidak melulu soal teknis, tetapi juga seni. Disinilah dituntut kreatifitas dan inovasi dalam mencapai keberhasilan.

Seorang pekerja profesional, sesudah menguasai kompetensi teknis di bidangnya, berkembang terus ke tahap seni. Dia akan menemukan unsur seni dalam pekerjaannya. Dia akan menghayati estetika dalam profesinya. Mata hatinya terbuka lebar melihat kekayaan dan keindahan profesi yang ditekuninya. Seterusnya, perspektif, keindahan, dan kekayaan ini akan memicu kegairahan baru bagi sang profesional yang pada gilirannya memampukannya menjadi pekerja kreatif, berdaya cipta, dan inovatif.

7. Mentalitas Etis - Moral
II Timotius 3:16
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Seorang pengerja, sesudah memilih bidang pelayanannya, menerima semua konsekuensi pilihannya, baik manis maupun pahit. Profesi apa pun pasti terlibat menggeluti wacana moral yang relevan dengan profesi itu. Misalnya pelayanan paduan suara menggeluti moralitas di seputar etika tarik suara, profesi gembala menggeluti moralitas kehidupan, profesi usher menggeluti moralitas keramah tamahan, begitu seterusnya dengan profesi lain.

Maka seorang profesional sejati tidak akan menghianati etika dan moralitas profesinya demi kepuasan pribadi, uang atau kekuasaan.
Jika profesinya dihargai dan dipuji orang, dia juga akan menerimanya dengan wajar dan mengembalikan itu semua kepada Tuhan.

Pdm.Thomas Herry.

Sumber Tulisan:
LAI
Jansen H. Sinamo.

Selasa, 16 Februari 2010

Kristen Ekor atau Kristen Kepala


Kristen Ekor atau Kristen Kepala
TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia. ( Ulangan 28:13)

Banyak orang Kristen mengaminkan Firman diatas, tapi dalam kenyataannya bertolak belakang, bukan kepala tapi ekor, coba lihat dalam ibadah, lebih suka orang kristen duduk di belakang, apa lagi dalam seminar ,dalam forum pertemuan , orang Kristen lebih suka duduk di belakang, dan mengekor saja apa yang dibicarakan, bukankah kita seharusnya menjadi suri tauladan yang memberikan contoh martabat Kristen buat masyarakat luas??
Bagai mana dengan Firman yang mengatakan “Engkau harus menjadi saksiKu” saksi=witness, artinya seseorang yang melihat,mendengar dan berbicara di depan umum, bahkan melegitimasikan.(bukankah saudara wajib menyaksikan kasih Tuhan yang sudah dialami?) Haruskah kita menjadi takut????
Sudah banyak warga Kristen melakukan yang terbaik bagi negeri ini, coba lihat taman makam pahlawan, berapa banyak nisan yang bertanda salib?dalam kegiatan amal dan sosial, bukankan kita tercatat dalam lembaran media bergiat dan bekerja sama dengan berbagai lembaga dalam segala kegiatan termasuk dalam musibah alam, dalam pendidikan, bukankah kita masih yang terdepan?? Tapi sayangnya masih banyak orang Kristen yang takut menyuarakan suaranya,(Menyaksikan kasih Tuhan Yesus) bak seperti zaman penjajah, yang takut terhadap penguasa atau ideologi lain yang non Kristen.
Bukankah Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala? Memimpin ,membimbing dan memberi solusi? Firman dan Roh Kudus, itu kekuatan dan kekayaan saudara.
Janganlah kita takut menyaksikan kasih Tuhan,karena Hikmat Tuhan akan menyertai kamu, bukan saja dalam bersaksi tapi juga dalam segala aspek kehidupanmu.
Dia akan memimpin engkau menjadi Kepala bukan Ekor, Engkau akan naik bukan Turun , Engkau akan memberi pinjaman bukan meminjam juga Engkau akan menguasai banyak bangsa bukan dikuasai.
Jadilah pemimpin dimanapun saudara berada...