Minggu, 21 Februari 2010

7 Mentalitas Profesional


7 Mentalitas Profesional

Kini adalah zaman profesional. Abad 21 dicirikan oleh globalisasi yang serba kompetitif dengan perubahan yang terus berlomba.
Sebuah kisah kehidupan Harimau dan Rusa dalam Perlombaan Saat Matahari Terbit.
Setiap pagi di Afrika, seekor rusa bangun. Ia tahu bahwa ia harus berlari lebih cepat daripada singa tercepat. Jika tidak, ia akan terbunuh.
Setiap pagi seekor singa bangun, ia tahu bahwa ia harus berlari cepat daripada rusa terlamban. Jika tidak, ia akan kelaparan. Tidak penting apakah Anda sang rusa atau sang singa, saat matahari terbit, Anda sebaiknya mulai berlari.
Tidak terbayangkan lagi ada organisasi yang bisa bertahan tanpa profesionalisme.
Mari membangun mentalitas profesional.

1. Mentalitas Mutu
Efesus 1: 3 , 21
Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga , jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang.
Seorang pengerja sudah seharusnya dan selayaknya menampilkan kinerja terbaik yang mungkin bisa dilakukan dan berusaha agar berada di tingkat terbaik. ( Cutting edge ) di bidang yang dipercayakan Tuhan.
Profesionalisme tidak identik dengan pendidikan tinggi. Yang utama adalah sikap dasar atau mentalitas. Maka seorang penyanyi di daerah terpencil misalnya, meskipun tidak lulus SMP, namun sanggup bernyanyi dengan segenap hati sampai dihasilkan suatu suara terbaik, sebenarnya adalah seorang profesional. Seorang guru SD di desa Papua yang mengajar dengan segenap dedikasi demi kecerdasan murid-muridnya adalah seorang profesional.
Jadi mentalitas mutu adalah seorang profesional yang memiliki standar kerjanya yang tinggi dan berorientasikan pada kemuliaan Tuhan.

2. Mentalitas Kasih
Roma 13:8
Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.

Seorang pengerja selalu dimotivasi oleh keinginan mulia berbuat baik. Istilah baik di sini berarti berguna bagi pekerjaan Tuhan. Aspek ini melengkapi pengertian baik dalam mentalitas pertama, yaitu mutu. Baik dalam mentalitas kedua ini berarti goodness yang dipersembahkan bagi kesejahteraan masyarakat.
Mutu kerja seorang profesional tinggi secara teknis, tetapi juga harus tinggi nilai Kasihnya.
Apapun yang dikerjakan bukan hanya dengan keahlian dan kemampuan terbaiknya, juga harus dengan ketulusan dan kejujuran seperti yang tertulis dalam Alkitab.

3. Mentalitas Melayani
1 Petrus 4:10
Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.
Pengerja Tuhan tidak bekerja untuk tugas yang dipercayakan saja, apalagi hanya untuk kepuasan diri sendiri saja tanpa peduli pada sekitarnya.
Hakekat melayani, adalah kesadaran untuk melayani, menolong , bekerja sama dengan orang lain.
Dalam melakukan pekerjaannya, seorang profesional yang memiliki mentalitas melayani maka dia akan melakukan tugasnya dengan jujur, tulus dan berintegritas.

4. Mentalitas Pembelajar
Matius 11:29 - 1 Koristus 4:6
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: "Jangan melampaui yang ada tertulis", supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain.

Seseorang yang ingin maju, harus mau dan berani untuk belajar, seorang olah ragawan, sebelum bertanding tentu dilakukan persiapan dan belajar yang cukup, baru bisa ada kesempatan nntuk meraih piala.
Begitu juga di bidang lain, seorang pekerja profesional adalah dia yang telah mendapat pendidikan dan pelatihan khusus di bidang profesinya.
Jadi mentalitas pembelajar adalah keinginan belajar untuk terus bertumbuh dan mempertajam kemampuannya.

5. Mentalitas Pengabdian
I Petrus 5:2
Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.

Seorang pengerja memilih dengan sadar satu bidang pelayanan yang akan dilayaninya sebagai pelayanan. Pilihannya ini biasanya terkait erat dengan ketertarikannya pada bidang itu, bahkan ada semacam rasa keterpanggilan untuk mengabdi di bidang tersebut. Mula-mula, pilihan itu dipengaruhi oleh bakat dan kemampuannya yang digunakannya sebagai dasar melayani.
Pengabdian yang bermula pada dasar pelayanan akan bertumbuh kembang seperti sebuah hubungan cinta antara sang pekerja dengan pekerjaannya.
Hubungan ini mirip dengan hubungan jejaka-gadis yang jatuh cinta. Semakin mereka mengenal, rasa cinta makin kental, dan akhirnya mengokohkan hubungan itu secara marital. Demikian juga seorang profesional, semakin ia menekuni profesinya semakin timbul rasa cinta. Dan bila hatinya sudah mantap betul maka ia memutuskan untuk hanya menekuni bidang itu sampai tuntas dan menyatu padu dalam sebuah ikatan cinta yang kekal. Demikianlah, seorang profesional mengabdi sepenuh cinta pada profesi yang dipilihnya.


6. Mentalitas Kreatif
Efesus 1:17
Dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.

Rasul Paulus mengatakan seorang olahragawan baru bisa meraih piala kemenangan apabila mau berlatih dan memenuhi aturan aturan yang ditetapkan. Untuk meraih kemenangan tidak melulu soal teknis, tetapi juga seni. Disinilah dituntut kreatifitas dan inovasi dalam mencapai keberhasilan.

Seorang pekerja profesional, sesudah menguasai kompetensi teknis di bidangnya, berkembang terus ke tahap seni. Dia akan menemukan unsur seni dalam pekerjaannya. Dia akan menghayati estetika dalam profesinya. Mata hatinya terbuka lebar melihat kekayaan dan keindahan profesi yang ditekuninya. Seterusnya, perspektif, keindahan, dan kekayaan ini akan memicu kegairahan baru bagi sang profesional yang pada gilirannya memampukannya menjadi pekerja kreatif, berdaya cipta, dan inovatif.

7. Mentalitas Etis - Moral
II Timotius 3:16
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Seorang pengerja, sesudah memilih bidang pelayanannya, menerima semua konsekuensi pilihannya, baik manis maupun pahit. Profesi apa pun pasti terlibat menggeluti wacana moral yang relevan dengan profesi itu. Misalnya pelayanan paduan suara menggeluti moralitas di seputar etika tarik suara, profesi gembala menggeluti moralitas kehidupan, profesi usher menggeluti moralitas keramah tamahan, begitu seterusnya dengan profesi lain.

Maka seorang profesional sejati tidak akan menghianati etika dan moralitas profesinya demi kepuasan pribadi, uang atau kekuasaan.
Jika profesinya dihargai dan dipuji orang, dia juga akan menerimanya dengan wajar dan mengembalikan itu semua kepada Tuhan.

Pdm.Thomas Herry.

Sumber Tulisan:
LAI
Jansen H. Sinamo.

Selasa, 16 Februari 2010

Kristen Ekor atau Kristen Kepala


Kristen Ekor atau Kristen Kepala
TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia. ( Ulangan 28:13)

Banyak orang Kristen mengaminkan Firman diatas, tapi dalam kenyataannya bertolak belakang, bukan kepala tapi ekor, coba lihat dalam ibadah, lebih suka orang kristen duduk di belakang, apa lagi dalam seminar ,dalam forum pertemuan , orang Kristen lebih suka duduk di belakang, dan mengekor saja apa yang dibicarakan, bukankah kita seharusnya menjadi suri tauladan yang memberikan contoh martabat Kristen buat masyarakat luas??
Bagai mana dengan Firman yang mengatakan “Engkau harus menjadi saksiKu” saksi=witness, artinya seseorang yang melihat,mendengar dan berbicara di depan umum, bahkan melegitimasikan.(bukankah saudara wajib menyaksikan kasih Tuhan yang sudah dialami?) Haruskah kita menjadi takut????
Sudah banyak warga Kristen melakukan yang terbaik bagi negeri ini, coba lihat taman makam pahlawan, berapa banyak nisan yang bertanda salib?dalam kegiatan amal dan sosial, bukankan kita tercatat dalam lembaran media bergiat dan bekerja sama dengan berbagai lembaga dalam segala kegiatan termasuk dalam musibah alam, dalam pendidikan, bukankah kita masih yang terdepan?? Tapi sayangnya masih banyak orang Kristen yang takut menyuarakan suaranya,(Menyaksikan kasih Tuhan Yesus) bak seperti zaman penjajah, yang takut terhadap penguasa atau ideologi lain yang non Kristen.
Bukankah Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala? Memimpin ,membimbing dan memberi solusi? Firman dan Roh Kudus, itu kekuatan dan kekayaan saudara.
Janganlah kita takut menyaksikan kasih Tuhan,karena Hikmat Tuhan akan menyertai kamu, bukan saja dalam bersaksi tapi juga dalam segala aspek kehidupanmu.
Dia akan memimpin engkau menjadi Kepala bukan Ekor, Engkau akan naik bukan Turun , Engkau akan memberi pinjaman bukan meminjam juga Engkau akan menguasai banyak bangsa bukan dikuasai.
Jadilah pemimpin dimanapun saudara berada...

Sabtu, 30 Januari 2010

Berpikir Positif


Berpikir Positif.

Semua orang yang berusaha meningkatkan diri dalam ilmu pengetahuan pasti tahu bahwa hidup akan lebih mudah dijalani bila kita selalu berpikir positif.
Firman Tuhan berkata dalam Titus 2:12 “ Tuhan mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini “
Bijaksana artinya: tindakan yang dikendalikan oleh pikiran yang positif
Positif = baik, mengerti, peduli dan adil.
Ada seorang pemuda yang bernama Pygmalion ia seorang pemuda yang berbakat seni memahat. Ia sungguh piawai dalam memahat patung. Karya ukiran tangannya sungguh bagus. Tetapi bukan kecakapannya itu menjadikan ia dikenal dan disenangi teman dan tetangganya.Pygmalion dikenal sebagai orang yang suka berpikiran positif. Ia memandang segala sesuatu dari sudut yang baik.
Contoh: Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel.Tetapi Pygmalion Berkata, "Untunglah, lapangan yang lain tidak sebecek ini."Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga, kawan-kawan Pygmalion berbisik, "Kikir betul orang itu." Tetapi Pygmalion berkata, "Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk urusan lain yang lebih perlu".Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat. Ia malah merasa iba, "Kasihan,anak-anak itu kurang mendapat pendidikan dan makanan yang cukup di rumahnya."
Orang berpikir positif akan melihat masalah menjadi tantangan, pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati, meski tak berarti ia tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik. Berpikir positif juga berarti pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide dengan demikian ada hal hal yang baru yang membuat segala sesuatu menjadi lebih baik.
Warnailah hidup saudara dengan berpikir positif . Buanglah pikiran yang buruk berprasangka atau benci hal demikian akan menjadikan hidup kita penuh rasa curiga dan dendam.
Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik. Berpikir baik tentang diri sendiri. Berpikir baik tentang orang lain. Berpikir baik tentang keadaan.
Dampak berpikir baik seperti itu akan kita rasakan. Keluarga menjadi hangat. Kawan menjadi bisa dipercaya. Tetangga menjadi akrab. Pekerjaan menjadi menyenangkan. Dunia menjadi ramah. Hidup menjadi indah. Mulailah dengan mentaati perintah Tuhan Yesus : Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Selasa, 19 Januari 2010

Manusia tertinggi dan terpendek




He Pingping dari China dengan postur badan (73 cm or 2 feet 5 inch) berdiri berdampingan dengan Sultan Kosen dari Turkey dengan postur badan (246.5 cm or 8 feet 1 inch) nampak aneh dan ajaib.Tuhan menciptakan keduanya berbeda dalam postur,dari kebanyakan manusia, tetapi keduanya ciptaan Allah dan dikasihi oleh Allah, mereka sama sama terkenal.
Allah mengasihi setiap manusia.
II Petrus 3:9
Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.

Rabu, 13 Januari 2010

Kesaksian dari penjara


Kisah nyata dari seseorang yang dalam episode hidupnya sempat ia lewati dalam penjara. Bermula dari hal yang sepele. Lelaki itu kehabisan odol dipenjara. Malam itu adalah malam terakhir bagi odol diatas sikat giginya. Tidak ada sedikitpun odol yang tersisa untuk esok hari. Dan ini jelas-jelas sangat menyebalkan. Istri yang telat berkunjung, anak-anak yang melupakannya dan diabaikan oleh para sahabat, muncul menjadi kambing hitam yang sangat menjengkelkan. Sekonyong-konyong lelaki itu merasa sendirian, bahkan lebih dari itu : tidak berharga ! Tertutup bayangan hitam yang kian membesar dan menelan dirinya itu, tiba-tiba saja pikiran nakal dan iseng muncul. Bagaimana jika ia meminta odol pada TUHAN ?

Berdoa untuk sebuah kesembuhan sudah berkali-kali kita dengar mendapatkan jawaban dari-NYA . Meminta dibukakan jalan keluar dari setumpuk permasalahanpun bukan suatu yang asing bagi kita. Begitu pula dengan doa-doa kepada orang tua yang telah berpulang, terdengar sangat gagah untuk diucapkan. Tetapi meminta odol kepada Sang Pencipta jutaan bintang gemintang dan ribuan galaksi, tentunya harus dipikirkan berulang-ulang kali sebelum diutarakan. Sesuatu yang sepele dan mungkin tidak pada tempatnya. Tetapi apa daya, tidak punya odol untuk esok hari –entah sampai berapa hari- menjengkelkan hatinya amat sangat. Amat tidak penting bagi orang lain, tetapi sangat penting bagi dirinya.

Maka dengan tekad bulat dan hati yang dikuat-kuatkan dari rasa malu, lelaki itu memutuskan untuk mengucapkan doa yang ia sendiri anggap gila itu. Ia berdiri ragu-ragu dipojok ruangan sel penjara, dalam temaram cahaya, sehingga tidak akan ada orang yang mengamati apa yang ia lakukan. Kemudian dengan cepat, bibirnya berbisik : “TUHAN, Kau mengetahuinya aku sangat membutuhkan benda itu”. Doa selesai. Wajah lelaki itu tampak memerah. Terlalu malu bibirnya mengucapkan kata amin. Dan peristiwa itu berlalu demikian cepat, hingga lebih mirip dengan seseorang yang berludah ditempat tersembunyi. Tetapi walaupun demikian ia tidak dapat begitu saja melupakan insiden tersebut. Sore hari diucapkan, permintaan itu menggelisahkannya hingga malam menjelang tidur. Akhirnya, lelaki itu –walau dengan bersusah payah- mampu melupakan doa sekaligus odolnya itu.

Tepat tengah malam, ia terjaga oleh sebuah keributan besar dikamar selnya.
“Saya tidak bersalah Pak !!!”, teriak seorang lelaki gemuk dengan buntalan tas besar dipundak, dipaksa petugas masuk kekamarnya,” Demi TUHAN Pak !!! Saya tidak salah !!! Tolong Pak…Saya jangan dimasukin kesini Paaaaaaaaak. .!!!”
Sejenak ruangan penjara itu gaduh oleh teriakan ketakutan dari ‘tamu baru’ itu.
“Diam !!”, bentak sang petugas,”Semua orang yang masuk keruangan penjara selalu meneriakkan hal yang sama !! Jangan harap kami bisa tertipu !!!!”
“Tapi Pak…Sssa..”

Brrrraaaaang !!!!

Pintu kamar itu pun dikunci dengan kasar. Petugas itu meninggalkan lelaki gemuk dan buntalan besarnya itu yang masih menangis ketakutan.
Karena iba, lelaki penghuni penjara itupun menghampiri teman barunya. Menghibur sebisanya dan menenangkan hati lelaki gemuk itu. Akhirnya tangisan mereda, dan karena lelah dan rasa kantuk mereka berdua pun kembali tertidur pulas.

Pagi harinya, lelaki penghuni penjara itu terbangun karena kaget. Kali ini karena bunyi tiang besi yang sengaja dibunyikan oleh petugas. Ia terbangun dan menemukan dirinyanya berada sendirian dalam sel penjara. Lho mana Si Gemuk, pikirnya. Apa tadi malam aku bemimpi ? Ah masa iya, mimpi itu begitu nyata ?? Aku yakin ia disini tadi malam.

“Dia bilang itu buat kamu !!”, kata petugas sambil menunjuk ke buntalan tas dipojok ruangan. Lelaki itu segera menoleh dan segera menemukan benda yang dimaksudkan oleh petugas. Serta merta ia tahu bahwa dirinya tidak sedang bermimpi.

“Sekarang dia dimana Pak ?”, tanyanya heran.
“Ooh..dia sudah kami bebaskan, dini hari tadi…biasa salah tangkap !”, jawab petugas itu enteng, ”saking senangnya orang itu bilang tas dan segala isinya itu buat kamu”.
Petugas pun ngeloyor pergi.

Lelaki itu masih ternganga beberapa saat, lalu segera berlari kepojok ruangan sekedar ingin memeriksa tas yang ditinggalkan Si Gemuk untuknya.

Tiba-tiba saja lututnya terasa lemas. Tak sanggup ia berdiri. “Ya..TUHAAANNN !!!!”, laki-laki itu mengerang. Ia tersungkur dipojok ruangan, dengan tangan gemetar dan wajah basah oleh air mata. Lelaki itu bersujud disana, dalam kegelapan sambil menangis tersedu-sedu. Disampingnya tergeletak tas yang tampak terbuka dan beberapa isinya berhamburan keluar. Dan tampaklah lima kotak odol, sebuah sikat gigi baru, dua buah sabun mandi, tiga botol sampo, dan beberapa helai pakaian sehari-hari.

Kisah tersebut sungguh-sunguh kisah nyata. Sungguh-sungguh pernah terjadi. Dan aku mendengarnya langsung dari orang yang mengalami hal itu. Semoga semua ini dapat menjadi tambahan bekal ketika kita meneruskan berjalan menempuh kehidupan kita masing-masing. Jadi suatu ketika, saat kita merasa jalan dihadapan kita seolah terputus. Sementara harapan seakan menguap diganti deru ketakutan, kebimbangan dan putus asa.

Pada saat seperti itu ada baiknya kita mengingat sungguh-sungguh bahkan Odol pun akan dikirimkan oleh Surga bagi siapapun yang membutuhkannya. Apalagi jika kita meminta sesuatu yang mulia. Sesuatu yang memuliakan harkat manusia dan IA yang menciptakan mereka.
Seperti kata seorang bijak dalam sebuah buku : “Seandainya saja engkau mengetahui betapa dirimu dicintai-NYA, hati mu akan berpesta pora setiap saat”

www.bimagroups.com

Senin, 11 Januari 2010

Jumat, 01 Januari 2010

Ibadah Ucapan Syukur



Pada tgl: 31 Desember 2009, GSJA Jembatan V mengadakan ibadah ucapan syukur.
Pada hari ini jemaat diberi kesempatan untuk mengucap syukur untuk apa yang Tuhan sudah tolong dan berkati di tahun 2009.
Pada hari ini Gembala memberi nasihat untuk memasuki tahun 2010 dengan tetap berharap kepada Tuhan.
Apa yang saudara alami di tahun 2009, apakah itu baik atau buruk, jangan mengaburkan focus saudara pada pengharapan di tahun 2010, kalau Tuhan sudah tolong di tahun 2009, Dia juga pasti akan menolong di tahun 2010.
Bukankah kita sebagai anak anak Tuhan pasti mendapatkan janji-Nya :
Ulangan 28:13 TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia.
Immanulle.