Ketika bulan Desember hadir, yang langsung berdengung di otak saya adalah Natal. Kemudian lagu-lagu natal berdengung di telinga saya. Natal identik dengan hadiah. Hadiah untuk keluarga, sanak saudara, rekan handai taulan, jemaat dan mungkin juga memberikan hadiah kepada panti asuhan, panti jompo dan mereka yang kurang beruntung. Hadiah, semua berpikir tentang hadiah. Tapi apakah itu menerima hadiah atau memberi hadiah. Apakah kita menjadi penerima atau pemberi ?
Kita sudah menerima hadiahnya ketika Yesus menyerahkan dirinya di Golgota. Yesus sudah memberikan dirinya sebagai hadiah bagi kita dan kita sudah menerimanya, hanya saja kita sering kali tidak menyadarinya. Bagi kebanyakan kita, hadiah itu adalah materi. Barang apa yang saya terima itulah hadiah. Tapi Yesus, sudah memberikan nyawaNya sebagai hadiah terbesar bagi kita.
Have you received the gift ? Yes, I have. Ya, saya sudah menerima
hadiahnya. Sekarang saya tidak ingin menjadi penerima hadiah tapi
pemberi hadiah.
Mari bagikan hadiah Natal berupa kabar gembira kelahiran dan penebusan Kristus bagi kita. Itulah hadiah terbesar bagi umat manusia. ( Miss. Ghivan Christine. Y.W. )
Mari bagikan hadiah Natal berupa kabar gembira kelahiran dan penebusan Kristus bagi kita. Itulah hadiah terbesar bagi umat manusia. ( Miss. Ghivan Christine. Y.W. )