Senin, 14 Juni 2010

Rubrik Kesehatan


10 Hal tentang Kanker

(Naskah ini diambil dari Tabloib Senior)

Orang bertanya-tanya apa benar sekarang penyakit kanker lebih banyak dari zaman dulu? Benarkah sekarang orang semakin gampang terserang kanker? Dapatkah kanker dicegah? Semua seluk beluk kanker dibahas di bawah ini.
1. Beda kanker dengan tumor
Tumor dan kanker sama-sama pertumbuhan abnormal dari sel tubuh. Bedanya, pertumbuhan tumor lebih jinak dibandingkan dengan kanker. Bertambah banyaknya sel tumor terbatas saja dan tidak mengganggu se-lsel di sekitarnya. Itu maka tumor disebut pertumbuhan jinak, sedangkan kanker dikatakan tumor ganas.
Selain pertumbuhan selnya abnormal dalam sifat dan jumlah, kanker mengganggu dan merusak jaringan di sekitarnya. Pada stadium lanjut, sel-sel kanker menyebar ke mana-mana bagian organ tubuh atau kita menyebutriya metastasis, sedangkan tumor tidak.
Setiap organ tubuh memiliki sel yang berbeda-beda. Dan setiap jenis sel tubuh dapat berubah sifat tabiatnya menjadi sel kanker. Ia tidak patuh lagi pada perintah. Sel normal yang membelah-belah diri mengikuti aturan dan program. Jika berubah sifat menjadi sel kanker, mendadak sel menyimpang dari aturan. Selain berubah tabiat, sel berbiak puluhan sampai ratusan kali lipat sel normal.
Oleh karena setiap jenis sel tubuh bisa berubah sifat menjadi sel kanker, maka jenisnya pun sebanyak ragam sel tubuh, sesuai organ yang mengalaminya. Ada belasan jenis kanker yang kita kenal. Setiap jenis kanker pada suatu organ memiliki jenisnya sendiri-sendiri lagi. Kanker darah misalnya, bukan hanya satu jenis saja.
Yang menjadi pertanyaan, mengapa sel tubuh yang semula normal berubah sifat menjadi abnormal? Itulah yang menjawab apa saja sebagai penyebab kanker. Dengan mengetahui penyebab kanker, kita masih mungkin untuk mencegahnya.
2. Mengapa orang terserang kanker
Penyebab kanker itu banyak (mulhfactorial). Oleh karena itu, tidak gampang melacak penyebab setiap kasus kanker. Faktor-faktor risiko itu mulai dari gen, diet, virus, polusi lingkungan, sistem kekebalan tubuh, sampai usia lanjut.
< (behaviour risk) seseorang terserang kanker paru-paru. Namun, tidak setiap perokok tentu bakal terserang kanker paru-paru. Ada faktor lain yang mendukung apakah kanker paru-paru pada seseorang akan muncul atau tidak. Namun, bukan berarti untuk mencegah kanker paru-paru, rokok tidak perlu dijauhi.
Banyak pula orang yang secara genetik berbakat yang diwarisi dari orangtua, tapi belum tentu kankernya muncul jika faktor pencetus (presipitasi) tidak bekerja pada dirinya. Faktor pencetus di sini kita kenal sebagai carcinogenic.
Faktor gen sebagai faktor risiko kanker tak mungkin kita elakkan. Begitu pula dengan bertambahnya umur. Namun, dalam upaya pencegahan kanker, kita masih mungkin meningkatkan kekebalan tubuh, menghindar dari pelbagai carcinogen yang mengancam dalam diet, serangan virus terteritu, polusi udara, kegemukan, dan rokok.
3. Jadi dapatkah kanker dicegah?
Sekarang ini semakin banyak gen kanker ditemukan. Gen kanker payudara (BRCA), misalnya. Orang dengan gen kanker berarti sudah menyimpan bakat bakal terkena kanker tertentu, tinggal menunggu apa faktor pendukungnya, yaitu bahan carcinogenic yang juga bekerja pada tubuhnya. Jika ada, berarti cuma soal waktu saja kanker akan muncul.
Masalahnya oleh karena tidak tahu, kita tidak sadar kalau tubuh membawa faktor gen kanker itu. Kita hanya tahu, bahwa gen kanker juga diwariskan. Jika orangtua pernah kanker, hanya menduga kemungkinan warisan gen tersebut ada pada badan kita. Dan itu baru menduga karena tidak semua anak dari orangtua yang kanker tentu mewarisinya. Ada yang mewarisi, ada pula yang tidak.
Bagi yang memiliki orangtua kanker, perlu lebih waspada terhadap semua jenis bahan carcinogen, dari mana pun asalnya. Faktor carcinogen yang paling kuat banyak berasal dari makanan (diet). Erat korelasi diet dengan munculnya kanker.
4. Diet dan kanker
Menu harian kita ada yang baik,, yaitu kelompok yang justru melindungi tubuh dari ancaman kanker. Jenis ini harus ditingkatkan dalam menu harian, seperti buah, sayur, ikan, fiber, minyak ikan laut, vitamin A, C, E dan D. Jenis menu berlemak tinggi, daging-dagingan, dan alkohol justru memperbesar risiko kita terserang kanker.
Kalau diamati, baik yang menunya kecukupan dan berlimpah maupun yang sederhana, sekarang sama-sama memikul risiko terancam kanker. Menu kaya lemak, daging dan yang serba lezat, sehingga menjadikan tubuh gemuk, menyimpan risiko kanker.
Begitu juga yang menunya ikan asin, saus tomat murah, berbumbu penyedap berlebihan atau rumah dengan atap asbes. Diyakini bahwa tubuh gemuk menyimpan risiko terkena kanker payudara, prostat dan usus besar, lebih tinggi dibandingkan dengan yang kurus.
Ikan asin, menu harian rakyat kecil, mengandung zat nitrosamine. Itu termasuk dalam salah satu carcinogenic, sebagaimana juga zat pewarna dalam saus tomat, jajanan dan penganan murah, bumbu penyedap asam glutamat (micin) yang dikonsumsi berlebih untuk waktu lama. Demikian pula dengan bahan pengawet, pemanis buatan, serta bahan additive lain.
Jenis makanan, penganan, dan bumbu murah yang dikonsumsi rakyat kecil justru mengandung bahan carcinogenic jika tubuh sudah menyimpan faktor risiko kanker. Belum carcinogenic (pencetus kanker) lain dalam polusi udara, gelombang elektromagnetik semua peralatan elektronik di rumah maupun kantor, medan listrik bertegangan tinggi, radiasi monitor komputer, dan antene telepon genggam.
Terpapar lama oleh faktor-faktor maya tersebut menambah beban tubuh memikul cemaran carcinogenic di lingkungan hidup kesehariannya.
Buat rakyat kecil, racun aflatoxin dalam kacang busuk, tembakau, umbi, kecambah, berisiko mencetuskan kanker hati. Orang kecukupan yang cuma makan daging kurang serat, cenderung kanker usus. Nitrat tinggi dalam air minum yang dikonsumsi orang papa menambah risiko kena kanker kandung kemih, termasuk cemaran pupuk, pestisida, herbisida di kalangan petani, dan penduduk desa.
Orang kecukupan yang memilih ikan dan daging bakar atau barbeque, juga memikul risiko kanker lebih besar akibat cemaran zat polycyclichydrocarbon yang berasal dari proses pengasapan. Risiko kanker orang papa semakin bertambah akibat sering mengonsumsi minyak jelantah dari jajanan gorengan, dari warung nasi, dan nasi bungkus, atau dari tahu murah yang diberi pengawet formalin, zat warna tekstil, pemanis sacharine, atau makanan yang serba asin.
Menu asin bukan cuma bikin darah tinggi naik, melainkan pencetus kanker juga, termasuk acar. Kanker usus penduduk Jepang yang doyan acar lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang tidak sering mengonsumsi makanan jenis itu.
Peranan menu harian dalam mencegah kanker amatlah besar. Sekitar 35 persen kanker di Amerika dapat dicegah dengan menata ulang menu harian. Angka kanker menurun jika diet lebih memilih jenis makanan yang aman, menjauhi jenis menu yang jahat, dan memperbanyak yang menyehatkan (Gerakan Back to nature, salah satunya).
5. Perilaku seks dan kanker.

Beberapa virus terbukti menjadi pencetus kanker juga. Wanita yang sering berganti-ganti pasangan seks cenderung kena kanker leher rahim. Dengan berganti-ganti pasangan, berisiko tertular virus lebih besar dibandingkan dengan yang hanya dengan pasangan tunggal. Virus Esptein-Barr, virus papilloma, untuk menyebut virus yang ditularkan lewat hubungan seks.
Selain itu, serangan virus jenis lain, termasuk AIDS, cenderung k memperlemah tubuh. Daya tahan tubuh menurun mempermudah masuknya virus lain, yang makin melemahkan sistem kekebalan.
6. Kanker dan menurunnya sistem kekebalan tubuh.
Kekebalan tubuh menurun merupakan salah satu faktor risiko terserang kanker juga. Dengan bertambahnya usia, kekebalan tubuh cenderung akan terus menurun. Jenis kanker yang banyak menyerang usia lanjut, diterangkan oleh semakin melemahnya kekebalan tubuh.


Jika kondisi tubuh melemah, virus gampang menyerang. Serangan virus sendiri menambah lemah ketahanan tubuh. Pada kondisi demikian, virus- virus sebagai pembawa risiko kanker ikut menyerang.
Sistem kekebalan juga berkorelasi dengan kondisi jiwa. Pikiran positif, jiwa yang kuat, dan iman yag teguh meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Penyembuhan dalam doa, misalnya, bekerja dengan cara meningkatkan sistem imun tubuh. Sel-sel kekebalan (lymphocytes, sel-B dan sel-T) tubuh maupun cairan kekebalan (Immunoglobulin meningkat jika kita berpikiran positif, optimis, yakin pada doa. Sebaliknya, akan malah turun jika kita pesimis, kehilangan pegangan, tak yakin Tuhan menolong. )
Faktor stres ikut menurunkan sistem kekebalan tubuh juga. Oleh karena itu, stres perlu dikendurkan jika takut terserang kanker. Perlu hidup lebih enjoy, menerima, dan bisa mensyukuri hidup kendati hanya sebagai orang biasa.
7. Cahaya matahari dan kanker.
Buat kita di Indonesia, cahaya matahari barang murah yang di satu sisi menyehatkan sebab membantu pembentukan vitamin D, memperkuat tulang. Namun, di sisi lain merupakan faktor pencetus kanker kulit. Tidak sehat berjemur untuk tujuan menambah kelam warna kulit seperti kebiasaan orang bule, jika dilakukan setelah sinar ultramerah mulai meninggi.
Yang kita butuhkan dari matahari sinar ultravioletnya, yang bisa dimanfaatkan sebelum pukul 10.00. Lewat jam Itu, berisiko mencetuskan kanker kulit, yang banyak menyerang kulit wajah.
8. Kanker dan hormon.
Sudah lama diduga kanker kandungan pada wanita. Jenis tumor rahim tertentu berkaitan erat dengan hadirnya hormon estrogenik. Setelah menopause, ketika hormon sudah surut, tumor akan mereda sendirinya. Bukti bahwa hormon ikut andil dalam tumbuhnya sel abnormal organ reproduksi.
Dalam hal sulih hormon (Hormon Replacement Therapy), masih tetap kontroversi. Selain ada yang menentang, ada pula yang menganjurkan karena dinilai masih aman: Namun, secara akal sehat, jika sel organ regroduksi kerjanya dipengaruhi oleh hormon seks, pemberian dari luar tubuh (yang belum tentu pas takarannya dengan kebutuhan sel), bisa saja berakibat buruk, yaitu merangsang sel untuk berubah tabiat. Ada pihak yang menganjurkan seberapa bisa, sulih hormon pun dipertimbangkan tidak jika masih ada pilihan lain.
Pemberian hormon testosteron pada pria misalnya, tidak diperbolehkan jika ada gangguan prostat. Pemakaian hormon lelaki sebagai obat kuat pun hendaknya diwaspadai betul. Sekarang hormon laki-laki juga dimanfaatkan untuk tujuan peremajaan sel (rejuvenalisasi) dan banyak suplemen yang diam-diam memasukkan hormon untuk tujuan serta khasiat yang tidak selalu jelas dan aman secara medis.

9. Apa semua kanker dapat disembuhkan?
Umumnya semua kanker masih bisa disembuhkan asal diobati selagi masih dini. Namun, seringkali kanker baru diketahui atau disadari setelah memasuki stadium lanjut, pada waktu gejalanya sudah nyata muncul. Itu sebab, perlu senantiasa check up teratur, terutama bagi yang menyimpan faktor risiko mewarisi keturunan kanker, mereka yang sudah berusia lanjut, dan sering terpapar faktor carcinogic untuk waktu lama, seperti perokok, terpapar radiasi (bekerja di kamar rontgen, petugas di lingkungan nuklir), dan siapa saja yang menu lemaknya berlimpah, dan kegemukan.
Untuk kanker payudara dan leher rahim dapat memonitor dengan melakukan pemeriksaan rutin berkala setahun sekali. Semakin dini awal suatu kanker diketahui, semakin besar harapan untuk sembuh. Jika kanker sudah lanjut, selain tidak bisa disembuhkan, sel kanker sudah menyebar ke mana-mana organ tubuh lain, memperberat penderitaan, dan komplikasi.
10. Ekstra vitamin dan antioksidan.
Kita tahu radikal bebas (free radicals) salah satu faktor yang mendukung terjadinya kanker. Radikal bebas ada di mana-mana dalam hidup keseharian kita, termasuk dalam menu, polusi udara, air minum, sehingga tidak mudah kita berkelit dari semua itu.
Yang bisa kita lakukan adalah meningkatkan faktor peredam radikal bebas atau zat antioksidan (antiaxidant). Kita tahu vitamin A (carotene), C, dan E, bersifat antioksidan juga. Semua itu ada dalam makanan yang berasal dari alam.
Jika kita bisa mengandalkan kecukupan antioksidan dari alam, tak perlu ekstra tambahan vitamin yang bersifat antioksidan itu. Wortel, buah dan sayur mayur segar, biji anggur, jeruk, dan semua jenis umbi-umbian, biji-bijian, kacang-lacamgan, serta jenis lalapan mentah, kaya akan vitamin, mineral, klorofil, dan antioksidan.
Jika menu kaya antioksidan ragu bisa terpenuhi dari menu harian, kita menambahkannya dari esktra vitamin dan sumber antioksidan lainnya, yang banyak dijual sebagai suplemen. Asalkan jelas formula dan disahkan pemakaiannya oleh Badan Pengawasan Obat internasional, setidaknya diakui lokal oleh Depkes. (Sumber: Tabloid Senior)



Nantikan Naskah berikutnya tentang bagaimana menyembuhkan penyakit kanker


Stay Tune.
By Mario